BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH
Segala puji bagi Allah, Dzat yang Maha Rahman dan Rahim,
yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sholawat serta salam kita haturkan
kepada Rosulullah Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, keluarga, para
shahabat dan orang-orang yang setia mengikuti sunnah beliau hingga akhir
hayatnya.
Maksiat dan dosa mempunyai pengaruh yang sangat dahsyat
dalam kehidupan umat manusia. Bahayanya bukan hanya berpengaruh di dunia tetapi
sampai dibawa ke akhirat. Bukankah Nabi Adam a.s. dan istrinya Siti Hawwa
dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke dunia karena dosa yang dilakukannya?
Dan demikianlah juga yang terjadi pada umat-umat terdahulu.
Disebabkan karena dosa, penduduk dunia pada masa Nabi Nuh
a.s. dihancurkan oleh banjir yang menutupi seluruh permukaan bumi. Karena
maksiat, kaum ‘Aad diluluhlantakkan oleh angin puting beliung. Karena ingkar
pada Allah, kaum Tsamud ditimpa oleh suara yang sangat keras memekakkan telinga
sehingga memutuskan urat-urat jantung mereka dan mati bergelimpangan. Karena
perbuatan keji kaum Luth, buminya dibolak-balikkan dan semua makhluk hancur,
sampai malaikat mendengar lolongan anjing dari kejauhan. Kemudian diteruskan dengan
hujan bebatuan dari langit yang melengkapi siksaan bagi mereka. Dan kaum yang
lain akan mendapatkan siksaan yang serupa. Jika tidak terjadi di dunia, maka di
akhirat akan lebih pedih lagi. (Al-An’am: 6)
Desember 2005 duniapun telah menyaksikan musibah yang maha
dahsyat terjadi di Asia: Tsunami menghancurkan ratusan ribu umat manusia.
Terbesar menimpa Aceh. Semua itu harus menjadi pelajaran yang mendalam bagi
seluruh umat manusia, bahwa Allah Maha Kuasa. Disebutkan dalam musnad Imam
Ahmad dari hadits Ummu Salamah, Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Jika
kemaksiatan sudah mendominasi umatku, maka Allah meratakan adzab dari
sisi-Nya”. Saya berkata, “Wahai Rasulullah, bukankah di antara mereka ada
orang-orang shalih?” Rasulullah menjawab,”Betul.” “Lalu bagaimana dengan
mereka?” Rasul menjawab, “Mereka akan mendapat musibah sama dengan yang lain,
kemudian mereka mendapatkan ampunan dan keridhaan Allah.”
Akar Kemaksiatan
Semua kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia, baik yang
besar maupun yang kecil, bermuara pada tiga hal. Pertama; terikatnya
hati pada selain Allah, kedua; mengikuti potensi marah, dan ketiga; mengikuti
hasrat syahwat. Ketiganya adalah syirik, zhalim, dan keji.Puncak
seseorang terikat pada selain Allah adalah syirik dan menyeru pada selain
Allah. Puncak seseorang mengikuti amarah adalah membunuh; dan puncak seseorang
menuruti syahwat adalah berzina. Demikianlah Allah swt. menggabungkan pada satu
ayat tentang sifat ‘Ibadurrahman, ”Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan
yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang
siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya).” (Al-Furqaan: 68)
Dan ciri khas kemaksiatan itu saling mengajak dan mendorong
untuk melakukan kemaksiatan yang lain. Orang yang berzina maka zina itu dapat
menyebabkan orang melakukan pembunuhan; dan pembunuhan dapat menyebabkan orang
melakukan kemusyrikan. Dan para pembuat kemaksiatan saling membantu untuk
mempertahankan kemaksiatannya. Setan tidak akan pernah diam untuk menjerumuskan
manusia untuk melakukan dosa dan kemaksiatan. Setan senantiasa mengupayakan
tempat-tempat yang kondusif untuk menjadi sarang kemaksiatan.
Oleh karena itu agar terhindar dari jebakan kemaksiatan,
manusia harus melakukan perlawanan dari ketiganya, yaitu: pertama; menguatkan
keimanan dan hubungan hati dengan Allah swt. dengan senantiasa mengikhlaskan
segala amal perbuatan hanya karena Allah. Kedua; mengendalikan rasa
marah, karena marah merupakan pangkal sumber dari kezhaliman yang dilakukan
oleh manusia. Dan ketiga; menahan diri dari syahwat yang
menggoda manusia sehingga tidak jatuh pada perbuatan zina.
Pengaruh Maksiat
Seluruh manusia mengakui bahwa kesalahan yang terkait dengan
hubungan antar manusia di dunia secara umum dapat mengakibatkan kerusakan
secara langsung. Orang-orang yang membabat hutan hingga gundul akan menyebabkan
kerusakan lingkungan, longsor, dan kebanjiran. Sopir yang mengendalikan
mobilnya secara ugal-ugalan dan melintasi rel kereta yang dilalui kereta,
berakibat sangat parah, ditabrak oleh kereta. Orang yang membunuh orang tanpa
hak, maka dia akan senantiasa dalam kegelisahan dan penderitaan. Orang yang
senantiasa bohong, hidupnya tidak akan merasa tenang.
Dan pada dasarnya pengaruh kesalahan, dosa, dan kemaksiatan
bukan saja yang terkait antar sesama manusia, tetapi antara manusia dengan
Allah. Siapakah orang yang paling zhalim, ketika mereka diberi rezki
oleh Allah dan hidup di bumi Allah kemudian menyekutukan Allah, tidak mentaati
perintah-Nya, dan melanggar larangan-Nya. Jika kesalahan yang dibuat antar
sesama manusia akan menimbulkan bahaya, maka kesalahan akibat tidak
melaksanakan perintah Allah atau melanggar larangan-Nya, maka akan lebih
berbahaya lagi, di dunia sengsara dan di akhirat disiksa. “Dan barangsiapa
berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”
1. Lalai dan keras hati
Al-Qur’an menyebut bahwa orang-orang yang bermaksiat hatinya
keras membatu. “Karena mereka melanggar janjinya, kami kutuki mereka, dan kami
jadikan hati mereka keras membatu. mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari
tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka
Telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat
kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak
berkhianat), Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ma-idah: 13)
Berkata Ibnu Mas’ud r.a., “Saya menyakini bahwa seseorang lupa pada ilmu yang sudah dikuasainya, karena dosa yang dilakukan.”
Berkata Ibnu Mas’ud r.a., “Saya menyakini bahwa seseorang lupa pada ilmu yang sudah dikuasainya, karena dosa yang dilakukan.”
Orang yang banyak berbuat dosa, hatinya keras, tidak
sensitif, dan susah diingatkan. Itu suatu musibah besar. Bahkan disebutkan
dalam sebuah riwayat bahwa orang yang senantiasa berbuat dosa, hatinya
akan dikunci mati, sehingga keimanan tidak dapat masuk, dan kekufuran tidak dapat
keluar.
2. Terhalang dari ilmu dari rezeki
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba
diharamkan mendapat rezeki karena dosa yang dilakukannya” (HR Ibnu Majah
dan Hakim)
Berkata Imam As-Syafi’i, “Saya mengadu pada Waqi’i tentang
buruknya hafalanku. Beliau menasihatiku agar meninggalkan maksiat. Dan
memberitahuku bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak diberikan
kepada orang yang bermaksiat.”
Orang yang banyak melakukan dosa waktunya banyak dihabiskan
untuk hal-hal yang sepele dan tidak berguna. Tidak untuk mencari ilmu yang
bermanfaat, tidak juga untuk mendapatkan nafkah yang halal. Banyak manusia yang
masuk dalam model ini. Banyak yang menghabiskan waktunya di meja judi dengan
menikmati minuman haram dan disampingnya para wanita murahan yang tidak punya
rasa malu. Sebagian yang lain asyik dengan hobinya. Ada yang hobi memelihara
burung atau binatang piaraan yang lain. Sebagian lain, ada yang hobi
mengumpulkan barang antik meski harus mengeluarkan biaya tak sedikit. Sebagian
yang lain hobi belanja atau sibuk bolak-balik ke salon kecantikan. Seperti
itulah kualitas hidup mereka.
3. Kematian hati dan kegelapan di wajah
Berkata Abdullah bin Al-Mubarak, “Saya melihat dosa-dosa itu
mematikan hati dan mewariskan kehinaan bagi para pelakunya. Meninggalkan
dosa-dosa menyebabkan hidupnya hati. Sebaiknya bagi dirimu meninggalkannya. Bukankah
yang menghancurkan agama itu tidak lain para penguasa dan ahli agama yang jahat
dan para rahib.”
Sungguh suatu musibah besar jika hati seseorang itu mati disebabkan
karena dosa-dosa yang dilakukannya. Dan perangkap dosa yang dikejar oleh
mayoritas manusia adalah harta dan kekuasaan. Mereka mengejar harta dan
kekuasaan seperti laron masuk ke kobaran api unggun.
Tanda seorang bergelimangan dosa terlihat di wajahnya. Wajah
orang-orang yang jauh dari air wudhu dan cahaya Al-Qur’an adalah gelap tidak
enak dipandang.
4. Terhalang dari penerapan hukum Allah
Penerapan hukum Allah berupa syariat Islam di muka bumi
adalah rahmat dan karunia Allah dan memberikan keberkahan bagi penduduknya.
Ketika masyarakat banyak yang melakukan kemaksiatan, maka mereka akan terhalang
dari rahmat Islam tersebut. (Lihat Al-Maa-idah: 49 dan Al-A’raaf: 96)
5. Hilangnya nikmat Allah dan potensi kekuatan
Di antara nikmat yang paling besar yang diberikan Allah
kepada hamba-Nya adalah pertolongan dan kemenangan. Sejarah telah membuktikan
bahwa pertolongan Allah dan kemenangan-Nya diberikan kepada hamba-hamba-Nya
yang taat. Sebaliknya, kekalahan dan kehancuran disebabkan karena maksiat dan
ketidaktaatan.
Kisah Perang Uhud harus menjadi pelajaran bagi orang-orang
beriman. Ketika sebagian pasukan perang sibuk mengejar harta rampasan dan
begitu juga pasukan pemanah turun gunung ikut memperebutkan harta rampasan. maka
terjadilah musibah luar biasa. Korban berjatuhan di kalangan umat Islam.
Rasulullah saw. pun berdarah-darah.
Kisah penghancuran Kota Baghdad oleh pasukan Tartar juga
terjadi karena umat Islam bergelimang kemaksiatan. Khilafah Islam pun runtuh,
selain dari faktor adanya konspirasi internasional yang melibatkan Inggris,
Amerika Serikat, dan Israel, karena umat Islam berpecah belah dan kemaksiatan
yang mereka lakukan.
Umar bin Khattab berwasiat ketika melepas tentara perang: ”Dosa
yang dilakukan tentara (Islam) lebih aku takuti dari musuh mereka. Sesungguhnya
umat Islam dimenangkan karena maksiat musuh mereka kepada Allah. Kalau tidak
demikian kita tidak mempunyai kekuatan, karena jumlah kita tidak sepadan dengan
jumlah mereka, perlengkapan kita tidak sepadan dengan perlengkapan mereka. Jika
kita sama dalam berbuat maksiat, maka mereka lebih memiliki kekuatan. Jika kita
tidak dimenangkan dengan keutamaan kita, maka kita tidak dapat mengalahkan
mereka dengan kekuatan kita.”
Oleh karena itu umat Islam dan para pemimpinnya harus
berhati-hati dari jebakan-jebakan cinta dunia dan ambisi kekuasaan. Jauhi
segala harta yang meragukan apalagi yang jelas haramnya. Karena harta yang
syubhat dan meragukan, tidak akan membawa keberkahan dan akan menimbulkan
perpecahan serta fitnah. Kemaksiatan yang dilakukan oleh individu, keluarga,
dan masyarakat akan menimbulkan hilangnya nikmat yang telah diraih dan akan
diraih. Dan melemahkan segala potensi kekuatan. WASPADALAH!!